Pesta Kuliner GoFood: Diskon Besar, Siapa yang Paling Diuntungkan?

Mengapa #PestaKulinerGoFood Bisa Trending di Media Sosial? Tagar #PestaKulinerGoFood menjadi trending di X (dulu Twitter), bahkan mencapai trending global. Apa yang sebenarnya membuat kampanye ini cepat viral?

• Banyak orang membagikan screenshot pesanan mereka, terutama yang harganya sangat murah atau terlihat “tidak masuk akal”, seperti:
• Nasi ayam sambal cuma Rp6.000
• Kopi kekinian beli 1 gratis 1
• Para food blogger dan selebtwit juga ikut membagikan pengalaman kulinernya.
• Kampanye ini punya nilai sosial, karena banyak yang ingin mendukung kuliner lokal sekaligus menikmati promo.

GoFood berhasil memanfaatkan momentum dan media sosial dengan sangat baik. Saat makanan terjangkau dikombinasikan dengan tampilan menggoda, hasilnya: viral.

Apa Itu Pesta Kuliner GoFood dan Apa Tujuannya?

Pesta Kuliner GoFood adalah program promosi dari GoFood yang berlangsung dari 5 Mei hingga 2 Juli 2025, untuk menyambut Hari Kuliner Nasional.

Apa yang ditawarkan dalam kampanye ini?

• Diskon besar-besaran hingga 75% di berbagai restoran dan UMKM kuliner.
• Flash sale setiap hari, biasanya di jam-jam tertentu, dengan harga makanan mulai dari Rp3.000.
• Sorotan khusus untuk menu kuliner khas daerah dari berbagai kota.
• Kolaborasi GoFood dengan brand-brand besar dan lokal, agar lebih banyak pilihan.

Tujuan utamanya:

• Menarik kembali pengguna lama dan baru untuk bertransaksi di GoFood.
• Memberikan panggung kepada pelaku UMKM supaya produknya dikenal lebih luas.
• Membangun semangat Hari Kuliner Nasional lewat kegiatan digital yang masif.

Siapa yang Paling Diuntungkan: Konsumen, UMKM, atau GoFood Sendiri?

Pertanyaan ini penting. Di balik diskon besar, siapa yang sebenarnya paling untung?

Dari sisi konsumen:

• Jelas sangat diuntungkan. Bisa menikmati makanan enak dengan harga lebih murah, bahkan kadang setengah harga.
• Banyak yang mencoba makanan baru karena harganya jauh lebih terjangkau.

Dari sisi GoFood:

• Mendapat trafik besar ke aplikasi.
• Meningkatkan brand awareness dan loyalitas pengguna.
• Mendorong transaksi dalam skala besar selama masa kampanye.

Dari sisi UMKM:

• Dapat sorotan dan pesanan yang meningkat drastis.
• Namun... ada tantangan juga. Banyak mitra UMKM yang mengeluh kelelahan, kehabisan bahan, bahkan rugi karena margin terlalu kecil.

Contoh Nyata: Sebuah warung ayam geprek di Bandung bercerita bahwa dalam sehari bisa dapat 300+ pesanan, padahal biasanya hanya 80. Tapi karena ikut promo, mereka harus jual murah, bahkan nyaris tanpa untung.

Apakah Diskon Besar Justru Bisa Merugikan UMKM?

Diskon memang menarik, tapi apakah menguntungkan bagi pemilik usaha kecil?

Risiko yang perlu diperhatikan:

• Jika diskon ditanggung mitra sendiri, keuntungan bisa hilang.
• UMKM yang belum siap dari sisi operasional bisa kewalahan.
• Banyak pembeli hanya beli saat diskon, lalu tak kembali lagi saat harga normal.

Tapi... bukan berarti semua negatif.

• Ada UMKM yang justru naik kelas karena ikut kampanye ini.
• Contohnya: warung mie aceh yang sebelumnya hanya melayani 30 pesanan/hari, kini diliput media karena viral di GoFood.

Kuncinya:

• UMKM perlu tahu strategi pricing, kapasitas produksi, dan cara melayani pesanan cepat.
• GoFood juga perlu transparan soal siapa yang menanggung biaya diskon apakah dibagi dengan mitra, atau ditanggung penuh oleh platform.

Apa Pelajaran dari Kampanye Pesta Kuliner Ini?

Dari kampanye ini, kita belajar bahwa promosi besar bisa berdampak positif jika dijalankan dengan strategi yang matang.

Pelajaran pentingnya:

• Konsumen: Belajar mendukung UMKM secara konsisten, tidak hanya saat ada diskon.
• UMKM: Harus siap dengan lonjakan permintaan dan memahami margin usaha mereka.
• Platform: Harus menjaga keseimbangan antara keuntungan bisnis dan dukungan ke mitra.

Penutup

Pesta Kuliner GoFood adalah bentuk kolaborasi yang menarik antara teknologi, promosi digital, dan kuliner lokal. Jika semua pihak diuntungkan, maka ini bisa jadi contoh kampanye sukses yang berdampak nyata bukan hanya viral sesaat.